MAKALAH
PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN (PKN )
JUDUL : PENGARUH
GLOBALISASI TERHADAP MEKATRONIKA
Disusun oleh :
Nama : Marta
Zuriadi
NISN : 99741-58921
Kelas : XII
Prog. Keahlian : Teknologi
dan Rekayasa
Jurusan : Teknik
Mekatronika
Dinas Pendidikan
Provinsi Sumatra Barat
Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 1 Sumatra Barat
Tahun Ajaran 2014/2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah tentang Pengaruh Globalisasi Terhadap Mekatronika ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima
kasih pada Ibuk Yurniati, S.Pd selaku guru mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini kepada Saya.
Saya sangat berharap makalah ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
pengaruh yang ditimbulkan oleh globalisasi terhadap Mekatronika, serta cara
penanggulangan dampak globalisasi terhadap Mekatronika.
Sebagai penyusun makalah ini, saya menyadari
bahwa di dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan, baik itu
dalam cara penyajian, maupun dalam materi yang disampaikan . Oleh karena itu
saya mohon maaf atas segala kekurangan tersebut. Dan saya juga berharap adanya
kritik, saran dan usulan oleh pembaca demi perbaikan makalah ini ataupun
sebagai acuan dalam pembuatan makalah yang akan dibuat di masa mendatang.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Wassalam.
Padang, Februari 2015
Marta Zuriadi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Globalisasi adalah
suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam
masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu.
Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi
proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan.
Globalisasi
menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab,
dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan.
Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh
tahun yang lalu, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru
sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir.
Sebagai istilah,
globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia. Wacana
globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.
Globalisasi sering diperbincangkan oleh banyak orang, mulai dari para pakar
ekonomi, sampai penjual iklan. Dalam kata globalisasi tersebut mengandung suatu
pengetian akan hilangnya satu situasi dimana berbagai pergerakan barang dan
jasa antar negara diseluruh dunia dapat bergerak bebas dan terbuka dalam
perdagangan. Dan dengan terbukanya satu negara terhadap negara lain, yang masuk
bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga teknologi, pola konsumsi, pendidikan,
nilai budaya dan lain-lain. Konsep akan globalisasi menurut Robertson (1992),
mengacu pada penyempitan dunia secara insentif dan peningkatan kesadaran kita
akan dunia, yaitu semakin meningkatnya koneksi global dan pemahaman kita akan
koneksi tersebut.
Di sini penyempitan
dunia dapat dipahami dalam konteks institusi modernitas dan intensifikasi
kesadaran dunia dapat dipersepsikan refleksif dengan lebih baik secara budaya.
Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari berbagai sudut pandang. Sebagian
orang menafsirkan globalisasi sebagai proses pengecilan dunia atau menjadikan
dunia sebagaimana layaknya sebuah perkampungan kecil. Sebagian lainnya
menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi
gaya hidup, orientasi, dan budaya. Pengertian lain dari globalisasi seperti
yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah bahwa globalisasi merupakan koneksi
global ekonomi, sosial, budaya dan politik yang semakin mengarah ke berbagai
arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran kita. Produksi
global atas produk lokal dan lokalisasi produk global.
Globalisasi adalah
proses dimana berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di belahan dunia yang
satu dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai individu dan masyarakat di
belahan dunia yang lain.(A.G. Mc.Grew, 1992). Proses perkembangan globalisasi
pada awalnya ditandai kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi.
Bidang tersebut merupakan penggerak globalisasi. Dari kemajuan bidang ini
kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan, seperti bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya, industri, IPTEK, dan lain-lain. Contoh sederhana dengan teknologi
internet, parabola dan TV, orang di belahan bumi manapun akan dapat mengakses
berita dari belahan dunia yang lain secara cepat.
Hal ini akan terjadi
interaksi antarmasyarakat dunia secara luas, yang akhirnya akan saling
mempengaruhi satu sama lain, terutama pada kebudayaan daerah, seperti kebudayaan gotong royong, menjenguk tetangga sakit dan lain-lain.
Globalisasi juga berpengaruh terhadap disiplin ilmu dan teknologi yang sedang di pelajari / di dalami oleh
kalangan pelajar, mahasiswa, ataupun oleh masyarakat umum.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang hendak dikaji dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
a. Bagaimana
konsep Globalisasi ?
b. Bagaimana
konsep Mekatronika ?
c. Bagaimana pengaruh
Globalisasi terhadap Mekatronika di Indonesia ?
1.3
Tujuan Penulisan
a. Mendeskripsikan
konsep Globalisasi
b. Mendeskripsikan
konsep Mekatronika
c. Mendeskripsikan
pengaruh Globalisasi terhadap Mekatronika di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian dan Sejarah Globalisasi
2.1.1. Pengertian Globalisasi Secara Umum
Kata globalisasi sebenarnya merupakan serapan dari bahasa asing yaitu
bahasa Inggris globalization. Kata globalization sendiri
sebenarnya berasal dari kata global yang berarti universal yang mendapat
imbuhan -lization yang bisa dimaknai sebagai proses. Jadi dari asal mula
katanya, globalisasi bisa diartikan sebagai proses penyebaran unsur-unsur baru
baik berupa informasi, pemikiran, gaya hidup maupun teknologi secara mendunia.
Globalisasi diartikan sebagai suatu proses dimana bata-batas suatu negara
menjadi semakin sempit karena kemudahan interaksi antara negara baik berupa
pertukaran informasi, perdagangan, teknologi, gaya hidup dan bentuk-bentuk
interaksi yang lain.
Globalisasi juga bisa dimaknai sebagai proses dimana pengalaman kehidupan
sehari-hari, ide-ide dan informasi menjadi standar di seluruh dunia. Proses
tersebut diakibatkan oleh semakin canggihnya teknologi komunikasi dan
transportasi serta kegiatan ekonomi yang merambah pasar dunia.
Seperti dua mata koin yang berbeda, globalisasi menawarakan keuntungan yang
sangat besar dalam kemajuan perekonomian suatu negara tapi disisi lain ada juga
damapak negatif yang ditimbulkan seperti lunturnya budaya luhur karena seruban
budaya baru dari luar.
2.1.2. Pengertian
Globalisasi Menurut Para Ahli
Berikut di bawah ini merupakan pendapat para ahli yang mencoba
mendefinisikan globalisasi, diantaranya:
1.
Selo Soemardjan
Globalisasi
adalah suatu proses terbentuknya sistem organisasidan komunikasi
antarmasyarakat di seluruh dunia. Tujuan globalisasi adalahuntuk mengikuti
sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama misalnya terbentuknya PBB, OKI.
2.
Achmad Suparman
Globalisasi
adalah sebuah proses menjadikan sesuatu benda atau perilaku sebagai ciri dan
setiap individu di dunia ini tampa dibatasi oleh wilayah .
3.
Thomas L. Friedman
Globalisasi
memiliki dimensi idiology dan tekhnologi. Dimensi tekhnologi yaitu kapitalisme
dan pasar bebas, sedangkan dimensi tekhnologi adalah tekhnologi informasi yang
telah menyatukan dunia.
4.
Malcom Waters
Globalisasi
adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada
keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang terjelma didalam kesadaran
orang .
5.
Dr. Nayef R.F. Al-Rodhan
Globalisasi
adalah proses yang meliputi penyebab, kasus, dan konsekuensi dari integrasi
transnasional dan transkultural kegiatan manusia dan non-manusia.
6.
Emanuel Ritcher
Globalisasi
adalah jaringan kerja global secara bersamaan menyatukan masyarakat yang
sebelumnya terpencar - pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan dan
persatuan dunia .
7.
Anthony Giddens
Globalisasi
sebagai ‘intensifikasi hubungan sosial seluruh dunia yang menghubungkan daerah
yang jauh dalam sedemikian rupa sehingga kejadian lokal dibentuk oleh peristiwa
yang terjadi bermil-mil jauhnya dan sebaliknya’.
8.
Martin Albrown
Globalisasi
menyangkut seluruh proses dimana penduduk dunia terhubung ke dalam komunitas
dunia tunggal, komunitas global .
9.
Princenton N. Lyman
Globalisasi
adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan hubungan
antara Negara-negara didunia dalam hal perdagangan dan keuangan.
10. Laurence E.
Rothenberg
Globalisasi adalah percepatan dan
intensifikasiinteraksi dan integrasiantara orang-orang, perusahaan, dan
pemerintah dari negarayang berbeda.
11. Scholte
Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan
internasional.Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan
identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
2.1.3. Sejarah Globalisasi
Ada penyebab jauh dan dekat yang dapat
ditemukan pada faktor-faktor sejarah yang memengaruhi globalisasi. Globalisasi
berskala besar dimulai pada abad ke-19.[9]
Zaman Kuno
Globalisasi kuno dipandang sebagai suatu fase dalam sejarah globalisasi yang mengacu pada peristiwa dan
perkembangan globalisasi sejak masa peradaban terawal sampai kira-kira tahun
1600-an. Istilah ini dipakai untuk menyebut hubungan antara masyarakat dan
negara dan cara keduanya dibentuk oleh persebaran ide dan norma sosial baik di
tingkat lokal maupun regional.[27]
Dalam skema
ini, ada tiga penyebab yang dipaparkan sebagai pemicu globalisasi. Penyebab
pertama adalah pemikiran Timur yang berarti bahwa negara-negara Barat telah
mengadaptasi dan menerapkan prinsip-prinsip yang dipelajari dari Timur.[27] Tanpa ide
tradisional dari Timur, globalisasi Barat tidak akan terjadi sebagaimana
mestinya. Penyebab kedua adalah jarak; interaksi antarnegara belum berskala
global dan masih berada di seputaran Asia, Afrika Utara, Timur Tengah, dan
sebagian Eropa.[27] Pada
globalisasi awal, negara masih sulit berinteraksi dengan negara lain yang
letaknya jauh. Kemajuan teknologi kemudian memungkinkan negara mengetahui
keberadaan negara lain yang letaknya jauh, dan fase globalisasi yang baru pun
terjadi. Penyebab ketiga adalah saling ketergantungan,
kestabilan, dan regularitas. Jika suatu negara tidak bergantung dengan negara
lain, tidak ada cara lain bagi negara tersebut untuk memengaruhi dan
dipengaruhi oleh negara lain. Inilah salah satu penggerak utama di balik hubungan
dan perdagangan global. Tanpa keduanya, globalisasi tidak akan berjalan seperti
yang sudah-sudah dan negara akan tetap bergantung pada produksi dan sumber
dayanya sendiri supaya bisa terus berdiri. Sejumlah pakar berpendapat bahwa
globalisasi kuno tidak berjalan seperti globalisasi modern karena negara-negara
waktu itu tidak saling bergantung seperti sekarang.[27]
Ada pula
sifat multipolar dalam globalisasi kuno yang melibatkan partisipasi aktif
bangsa non-Eropa. Karena globalisasi kuno sudah ada sebelum Pembelahan Besar abad ke-19, masa ketika Eropa Barat memiliki
produksi industri dan hasil ekonomi yang lebih maju ketimbang kawasan lain di
dunia, globalisasi kuno menjadi fenomena yang tidak hanya digerakkan oleh Eropa tetapi juga oleh wilayah Dunia Lama yang
ekonominya sudah maju seperti Gujarat, Bengal, pesisir Cina, dan Jepang.[28]
Ekonom dan sosiolog historis Jerman Andre Gunder Frank berpendapat bahwa globalisasi
diawali oleh munculnya hubungan dagang antara Sumer dan Peradaban Lembah Indus pada milenium ketiga SM.
Globalisasi kuno ini terjadi pada Zaman Helenistik, zaman ketika pusat-pusat kota komersial membentuk
poros budaya Yunani yang merentang dari India sampai Spanyol, termasuk Alexandria dan
kota-kota era Alexander lainnya. Sejak itu, posisi geografis Yunani dan impor gandum memaksa bangsa Yunani
melakukan perdagangan lewat laut. Perdagangan di Yunani kuno sangat tidak
dibatasi, dan negara hanya mengendalikan suplai gandum.[4]
Era Modern
Awal
Globalisasi modern awal atau proto-globalisasi mencakup
periode sejarah globalisasi antara 1600 dan 1800. Konsep
proto-globalisasi pertama kali diperkenalkan oleh sejarawan A. G. Hopkins dan Christopher Bayly. Istilah ini berarti fase
peningkatan hubungan dagang dan pertukaran budaya yang menjadi ciri khas
periode sebelum munculnya globalisasi modern pada akhir abad ke-19.[29] Fase
globalisasi ini dicirikan oleh bangkitnya imperium maritim Eropa pada abad
ke-16 dan 17. Imperium pertama yang muncul adalah Portugal dan Spanyol, kemudian
muncullah Belanda dan Britania. Pada abad
ke-17, perdagangan dunia berkembang lebih jauh ketika perusahaan kerajaan (chartered company) seperti British East India Company (didirikan tahun 1600) dan Vereenigde Oostindische Compagnie (didirikan
tahun 1602, sering dianggap sebagai perusahaan multinasional pertama yang
membuka sahamnya) didirikan.[30]
Globalisasi
modern awal berbeda dengan globalisasi modern dalam hal tujuan ekspansionisme,
cara mengelola perdagangan global, dan tingkat pertukaran informasi. Periode
ini ditandai oleh banyaknya perjanjian dagang seperti yang dilakukan East India Company, peralihan hegemoni ke Eropa
Barat, terjadinya konflik berskala besar antara negara besar seperti Perang
Tiga Puluh Tahun, dan munculnya komoditas baru seperti perdagangan budak. Perdagangan Segitiga memungkinan
Eropa mendapatkan keuntungan dari sumber-sumber daya di dunia barata.
Perpindahan hewan, tanaman, dan wabah penyakit yang dikaitkan dengan konsep Pertukaran Columbus oleh Alfred Crosby juga memainakn peran penting dalam
proses ini. Perdagangan dan komunikasi modern awal melibatkan banyak kelompok
masyarakat, termasuk pedagang Eropa, Muslim, India, Asia Tenggara, dan Cina, terutama di kawasan Samudra Hindia.
Globalisasi Era Modern
Sepanjang
abad ke-19, globalisasi mulai mendekati bentuknya yang modern akibat revolusi industri.
Industrialisasi memungkinkan standardisasi produksi
barang-barang rumah tangga menggunakan ekonomi skala, sedangkan pertumbuhan
penduduk yang cepat menciptakan permintaan barang yang stabil. Pada abad ke-19,
kapal uap sangat
menghemat biaya transportasi internasional dan rel kereta menjadikan transportasi darat lebih
murah. Revolusi transportasi terjadi antara 1820 dan 1850.[9] Jumlah
negara yang ikut dalam perdagangan internasional semakin banyak.[9] Globalisasi
pada masa ini sangat dipengaruhi oleh imperialisme abad ke-19
seperti yang terjadi di Afrika dan Asia. Penemuan kontainer kapal tahun 1956 turut memajukan
globalisasi perdagangan.[31][32]
Setelah
Perang Dunia Kedua, para politikus berhasil mewujudkan konferensi Bretton Woods, perjanjian yang disepakati
negara-negara besar untuk menyusun kebijakan moneter internasional, perdagangan
dan keuangan, dan pembentukan sejumlah lembaga internasional yang bertujuan
memfasilitasi pertumbuhan ekonomi, pembebasan perdagangan secara bertahap, dan
penyederhanaan dan pengurangan batasan perdagangan. Awalnya, General Agreement on Tariffs and
Trade (GATT) mengeluarkan beberapa perjanjian untuk menghapus batasan
perdagangan. GATT kemudian digantikan oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk mengelola sistem
perdagangan. Ekspor nyaris berlipat dari 8,5% total produk bruto dunia tahun
1970 menjadi 16,2% tahun 2001.[33] Pemanfaatan
perjanjian global untuk memajukan perdagangan terhambat oleh gagalnya putaran negosiasi Doha. Banyak
negara yang beralih ke perjanjian bilateral atau perjanjian multilateral yang
lebih kecil, misalnya Perjanjian Perdagangan Bebas
Amerika Serikat–Korea Selatan 2011.
Sejak
1970-an, penerbangan semakin terjangkau bagi kelas menengah di negara-negara
berkembang Kebijakan langit terbuka dan maskapai bertarif rendah ikut
mendorong persaingan pasar. Pada tahun 1990-an, pertumbuhan jaringan komunikasi
bertarif rendah memangkas biaya komunikasi antarnegara. Banyak hal yang bisa
dilakukan melalui komputer tanpa memedulikan lokasinya seperti akuntansi,
pengembangan perangkat lunak, dan desain rekayasa.
Pada akhir
abad ke-19 dan awal abad ke-20, keterhubungan ekonomi dan kebudayaan dunia
tumbuh sangat cepat. Pertumbuhan ini melambat sejak 1910-an sampai seterusnya
akibat Perang Dunia dan Perang Dingin,[34] tetapi
berhasil melaju lagi sejak kebijakan neoliberal dirintis
tahun 1980-an dan perestroika serta reformasi ekonomi Cina Deng Xiaoping membawa
paham kapitalisme barat ke Blok Timur lama.[35] Pada awal
2000-an, sebagian besar negara maju mengalami Resesi Besar,[36] sehingga
memperlambat proses globalisasi untuk sementara.[37][38][39]
Perdagangan
dan globalisasi telah berevolusi jauh pada masa kini. Masyarakat yang
terglobalisasi memiliki serangkaian pendorong dan faktor yang terus mendekatkan
manusia, kebudayaan, pasar, kepercayaan, dan aktivitasnya.[40]
2.2.
Pengertian, dan Latar Belakang Mekatronika, serta Penerapannya.
2.2.1. Pengertian Mekatronika
Menurut IEEE (IEEE Mechatronics Transaction, 1996), definisi mekatronika
adalah sebagai berikut: Mechatronics is the synergistic integration of
mechanical engineering with electronics and intelligent computer control in the
design and manufacturing of industrial products and processes Berdasarkan hasil
Musyawarah nasional mekatronika, Bandung 28 Juli 2006, Komunitas Mekatronika
Indonesia merekomendasikan definisi Mekatronika sebagai berikut: Mekatronika
adalah sinergis IPTEK teknik mesin, teknik elektronika, teknik informatika dan
teknik pengaturan (atau teknik kendali) untuk merancang, membuat atau
memproduksi, mengoperasikan dan memelihara sebuah sistem untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.
Mekatronika berasal dari kata mekanika, elektronika
dan informatika. Sehingga Mekatronika dapat didefininsikan sebagai suatu bentuk
disiplin ilmu teknik yang mengkombinasikan sinergi dari teknik mesin,
elektronika, teknik komputer yang seluruhnya diintegrasikan untuk melakukan
perancangan produk. Keterkaitan disiplin ilmu yang terlibat dalam mekatronika
tersebut diatas adalah teknik mesin dengan teknik elektro menghasilkan elektro
mekanik, teknik mesin dengan teknik komputer menghasilkan software mesin dan
teknik elektro dengan teknik komputer menghasilkan software elektro. Semua
produk-produk modern saat ini yang ada dipasaran dibuat dengan latar belakang
dari disiplin ilmu tersebut diatas.
2.2.2. Latar Belakang Lahirnya Mekatronika
Istilah Mechatronik (Mechanical Engineering-Electronic Engineering) pertama
kali dikenalkan pada tahun 1969 oleh perusahaan jepang Yaskawa Electric
Cooperation. Awalnya berkembang dalam bidang Feinwerktechnik, yaitu cabang dari
teknik yang mengedepankan aspek ketelitian. Misalnya pada pembuatan jam, alat
optik dan sebagainya. Lalu ditambahkan setelah munculnya Informatik sebagai
disiplin ilmu baru. Hingga saat ini dipandang sebagai hubungan antara ilmu
Mekanik, Elektronik dan Informatik. Dalam masa yang akan datang, aplikasi
mekatronika akan digunakan hampir disemua bidang, seperti Otomotif, Pemutar CD,
Stasiun luar angkasa atau pada fasilitas produksi. Mekatronika dikategorikan
oleh Majalah Technology Review pada tahun 2003 sebagai 10 Teknologi yang dalam
waktu dekat dapat mengubah hidup kita.
Latar
belakang lahirnya mekatronik dapat ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu:
sudut pandang sumber daya atau bibit dan sudut pandang kebutuhan atau
permintaan.
Dari sudut
pandang bibit sedikitnya ada 3 buah bibit yang mendorong lahirnya mekatronik
yaitu:
1) Lahirnya
device 4 bit pada tahun 1971 yang berkembang dengan pesat menjadi
mikro-prosesor yang memiliki kemampuan yang semakin tinggi dan harga yang
semakin rendah.
2) Lahirnya
motor listrik ukuran kecil yang memiliki torsi besar yang menggunakan permanen
magnet rear-earth yang merupakan hasil sampingan program litbang luar angkasa
NASA.
3) Hasil-hasil
teori kendali digital.
Sedangkan dari
sudut pandang kebutuhan sedikitnya ada 2 buah kebutuhan yang mendorong lahirnya
mekatonika yaitu:
1)
Ada awal lahirnya mekatronik terdapat tarikan
kebutuhan dari konsumen terhadap adanya sistem produksi yang mampu menjawab
kebutuhan dengan tipe yang beraneka ragam dalam jumlah yang sedikit-sedikit.
2)
Tarikan kebutuhan akan barang-barang atau alat-alat
pemroses informasi yang memiliki kecepatan tinggi dengan dimensi kecil untuk
menjawab berkembangan masyarakat informasi yaitu masyarakat dimana peranan
informasi menjadi semakin penting.
2.2.3. Penerapan Mekatronika dalam Kegiatan Sehari – hari
Begitu
banyaknya penggunaan sistem mekatronika dalam kehidupan kita memperkuat salah
satu sifatnya yang multiguna (aplikatif)
Teknik Otomotif . Sebagai contoh sistem mekatronik pada kendaraan bermotor adalah sistem rem ABS ( Anti-lock Breaking system) atau sistem pengereman yang menghindari terkuncinya roda sehingga mobil tetap dapat dikendalikan dalam pengereman mendadak, ESP ( Elektronik Stability Programm), ABC ( Active Body Control) dan Motor-Managemen-System. Teknologi Penerbangan Dalam teknologi penerbangan modern digunakan Comfort-In-Turbulence System sehingga dapat meningkatkan kenyamanan penumpang walau ketika terjadi turbulensi. Gust Load Alleviation serta banyak contoh lainnya, Teknik Produksi. Contoh dalam teknik produksi adalah penggunaan sensor pada robot. Sistem kendali umpan balik pada elektromotor berkecepatan rotasi tinggi dengan ‘pemegang as’ tenaga magnet. Serta pemutar CD, Harddisk serta mesin pencetak berkecepatan tinggi, atau alat-alat elektronika yang biasa kita gunakan sehari-hari aplikasi mekatronika akan sangat sering kita jumpai.
Teknik Otomotif . Sebagai contoh sistem mekatronik pada kendaraan bermotor adalah sistem rem ABS ( Anti-lock Breaking system) atau sistem pengereman yang menghindari terkuncinya roda sehingga mobil tetap dapat dikendalikan dalam pengereman mendadak, ESP ( Elektronik Stability Programm), ABC ( Active Body Control) dan Motor-Managemen-System. Teknologi Penerbangan Dalam teknologi penerbangan modern digunakan Comfort-In-Turbulence System sehingga dapat meningkatkan kenyamanan penumpang walau ketika terjadi turbulensi. Gust Load Alleviation serta banyak contoh lainnya, Teknik Produksi. Contoh dalam teknik produksi adalah penggunaan sensor pada robot. Sistem kendali umpan balik pada elektromotor berkecepatan rotasi tinggi dengan ‘pemegang as’ tenaga magnet. Serta pemutar CD, Harddisk serta mesin pencetak berkecepatan tinggi, atau alat-alat elektronika yang biasa kita gunakan sehari-hari aplikasi mekatronika akan sangat sering kita jumpai.
Selain itu, Mekatronika juga
diterapkan pada berbagai hal antara lain:
·
Perancangan sensor/transduser.
·
Peralatan rumah tangga dan perkantoran : mesin cuci,
mesin isap debu, timbangan digital, microwave, remote control, pembuat kopi,
sistem HVAC, kamera, mesin foto kopi dan masih banyak lagi.
·
Berbagai peranti pada komputer : mouse, printer, disk
drive, CD ROM drive, keyboard.
·
Dunia penerbangan : pengendalian pesawat terbang
secara Fly By Wire (FBW).
·
Peralatan medis dan laboratorium.
·
Bidang industri : monitoring dan kendali berbagai
peralatan industri.
·
Bidang robotika
Komponen
utama pada suatu sistem mekatronika adalah sensor, aktuator, dan kontroler.
Sensor digunakan untuk mendeteksi variabel pada sistem. Aktuator berfungsi
untuk memberikan aksi pada sistem yang dikendalikan. Kontroler/pengendali
digital dapat diibaratkan otak pada manusia untuk memproses data dari sensor
untuk kemudian memberi perintah pada aktuator.
2.3.
Pengaruh Globalisasi Terhadap Mekatronika.
Dampak
yang ditimbulkan oleh globalisasi terhadap perkembangan Mekatronika dapat
ditinjau dari berbagai aspek, yaitu :
1. Perkembangan
teknologi,
2. Disiplin
ilmu,
3. Skill Tenaga
Kerja, dan
4. Proses rekruitmen
teknisi (Persaingan di dunia Industri).
Untuk lebih jelas akan dampak yang
akan ditimbulkan oleh globalisasi terhadap Mekatronika, marilah simak
pembahasan berikut ini.
2.3.1. Pengaruh Globalisasi Terhadap Mekatronika Ditinjau
dari Perkembangan Teknologi yang Digunakan.
Adapun pengaruh yang ditimbulkan
globalisasi terhadap Mekatronika jika ditinjau dari dari perkembangan teknologi yang digunakan
adalah sangat menguntungkan sekali. Karena, dengan adanya globalisasi dapat
meningkatkan mutu teknologi Mekatronika di Indonesia. Misalnya, teknologi
mekatronika yang ditemukan oleh pelaku - pelaku mekatronika di Jepang ataupun
di negara – negara maju lainnya dapat di akses dengan mudah di Indonesia,
sehingga teknologi tersebut dapat di pelajari dengan cepat. Hal ini akan
membuat teknologi mekatronika yang ada di Indonesia tidak akan ketinggalan jauh
dari teknologi yang di negara - negara maju lainnya.
2.3.2. Pengaruh Globalisasi Terhadap Mekatronika ditinjau
Dari Disiplin Ilmu Mekatronika.
Globalisasi sangatlah membantu dalam
perkembangan ilmu Mekatronika di indonesia. Bagaimana tidak ? dengan adanya
globalisasi, para pelaku Mekatronika di Indonesia dapat berinteraksi dan
berdiskusi dengan teknisi mekatronika di negara lain dalam upaya pengembangan
proyek Mekatronika di Indonesia. Dengan adanya globalisasi para pelaku
mekatronika dapat mencari sumber referensi dengan mudah melalui internet. Hal
ini akan sangat membantu dalam upaya pengembangan disiplin ilmu Mekatronika di
Indonesia.
2.3.3. Pengaruh Globalisasi Terhadap Mekatronika Ditinjau
dari Skill Tenaga Kerja.
Pengaruh globalisasi terhadap
Mekatronika juga dapat di tinjau dari kualitas skill tenaga kerja. Contohnya,
sebelum adanya globalisasi tenaga kerja biasanya lebih cenderung menggunakan
tenaga manual, dan kurang menguasai penggunaan teknologi. Namun setelah adanya
globalisasi, tenaga kerja mampu menguasai teknologi yang ada. Hal ini
disebabkan karena globalisasi selalu menuntut setiap tenaga kerja untuk mampu
menggunakan teknologi yang ada. Dengan
adanya globalisasi dapat mendorong tenaga kerja untuk menjadi tenaga kerja yang
terampil dan menguasai teknologi dengan baik.
2.3.4. Pengaruh Globalisasi Terhadap Mekatronika Ditinjau dari
Proses Rekruitmen Tenaga Kerja.
Globalisasi sangat berpengaruh
terhadap proses rekruitmen tenaga kerja Mekatronika oleh perusahaan. Persaingan
tenaga kerja di dunia industri justru menjadi sangat ketat ketika dunia
memasuki era globalisasi. Tenaga kerja dituntut untuk memiliki skill yang cukup
memadai supaya bisa memasuki dunia kerja. Bagaimana tidak ? di era globalisasi
tenaga kerja dapat dengan bebas keluar masuk pada suatu negara, sehingga
persaingan tidak hanya terjadi antar tenaga kerja lokal, tetapi juga dengan
tenaga kerja asing. Tenaga kerja yang tidak kompeten akan tersingkirkan dan
tersisihkan, walaupun tenaga tersebut berasal dari tenaga kerja lokal. Sistem
rekruitmen inilah yang membuat banyak tenaga kerja Indonesia tidak mendapat
tempat di dunia usaha, karena di klaim kurang memiliki kompetensi atau karena
kalah bersaing dengan tenaga kerja asing. Hal inilah yang menjadi penyebab
utama meningkatnya angka pengangguran di Indonesia, Terutama pada teknisi
mekatronika. Untuk menghindari masalah tersebut dibutuhkan kematangan skill
oleh pelaku Mekatronika di Indonesia supaya tidak kalah saing dengan teknisi
Mekatronika dari negara lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Globalisasi merupakan
suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga
tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata, sehingga sulit
untuk disaring atau dikontrol.
Proses terjadinya
globalisasi dalam aspek sosial terjadi dengan cara melalui media massa, dan media elektronik, serta perkembangan IPTEK, baik secara langsung maupun tidak langsung, ataupun bisa melalui interaksi
yang terjadi dimasyarakat.
Dampak yang ditimbulkan
era globalisasi pada bidang
mekatronika yaitu berkembangnya jenis teknologi yang digunakan,
semakin meningkatnya disiplin ilmu yang dihasilkan, dan semakin bermutu tenaga
mekatronika yang dihasilkan, serta semakin kompetitif proses rekruitmen
karyawan atau teknisi mekatronika oleh perusahaan pengguna jasa Mekatronika.
Adapun
cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi dampak yang ditimbulkan ialah dengan
menambah skill produktifitas, dan mempersiapkan mental yang matang supaya mampu
bersaing dengan tenaga lainnya di era globalisasi.
3.2. Saran
Dari hasil pembahasan
diatas, dapat dilakukan beberapa tindakan yang perlu dilakukan oleh para pelajar ataupun mahasiswa yang sedang
meggeluti teknik mekatronika untuk menghadapi tinggi yaitu :
Para pelaku Mekatronika perlu meningkatkan skill
yang dimilikinya agar mampu bersaing di
era globalisasi.
Para instruktur Mekatronika perlu meningkatkan
mutu pengajarannya, demi mendapatkan pelaku mekatronika yang handal, dan mampu
bersaing di era globalisasi.
Pemerintah perlu memperhatikan hal – hal yang
diperlukan oleh pelaku mekatronika, seperti : Lapangan pekerjaan, dan tempat
pelatihan produktifitas.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar